Rabu, 14 Oktober 2009

LAPTOPKU CHEMISTRYKU

Di kampus saya cukup banyak kenal dengan manusia-manusia yang identik dengan laptop. Bukan mukanya mirip laptop....tapi ada suatu keterkaitan antara dirinya dengan laptop. Entah dia seorang yang punya laptop, atau dia seseorang yang jago "mengutak-atik" laptop.
Banyak hal sebenarnya yang bisa saya pelajari dari mereka, mungkin itu pula yang membuat saya terlalu percaya diri membeli laptop sendiri, memilih-milih sendiri, terkesan asal mengambil, tapi sebenarnya selama bebearapa hari sebelum membeli saya ngobrol sana-sini, tanya ke sana kemari, tapi saya tidak mengajak orang yang bersangkutan untuk menemani membeli. Jadi keputusan terakhir saat proses transaksi, jelas di tangan saya.
Ada satu hal saya tak penah menyesal membeli laptop pilihan saya ini, meskipun dari segi merk...ecek-ecek, tidak ada bluetooth, maupun finger print log on apalagi smartface, atau teknologi canggih lainnya, misal pake intel centrino, pakai ATI Radeon atau apalah yang katanya kalau buat nge-game dapet gitu saya kuarang tahu. Yah, saya tidak peduli dengan itu, yang penting laptop ini bisa membantu saya bekerja, eh salah belajar dan berkarya.
Saya pernah ingat dengan kata-kata seseorang,
"Laptop pilihan dia adalah yang terbaik"
Ya...saya pun merasa laptop pilihan saya adalah yang terbaik untuk saya dan tentunya bukan untuk orang lain. Dengan kapasitas harddisk 160 GB, masih cukup menampung data, RAM 1 giga, tidak kurang untuk saya yang tak terlalu up date dengan program-program komputer. Colokan flash disk sampai 4, cukup membantu karena banyak banget orang-orang nyolokin flash ke laptop, apalagi waktu jadi sekretaris. Laptop saya ada, bisa buat express card maupun MMC, cukup membantu ketika saya ingin transfer data dari kamera digital, nge game bisa,nge net oke...oke saja dan yang pasti hobby saya menulis dapat dengan mudah saya salurkan. Mungkin itu yang membuat saya jatuh cinta dengan laptop saya. Dan nama dari laptop yang aneh bin ajaib, menunujkan karakter pemiliknya inilah yang membuat saya susah untuk tukar menukar dengan laptop lain, sekalipunh laptop itu lebih mahal ( kecuali kalau saya sudah butuh lo ya...)
Kemarin ada temen bilang sama saya,
"Saya pengen beli laptop"
"Mau yang seperti apa?"
"Saya pengennya laptop yang merknya "T"
"Kamu ada budget kan?"
"ada"
"ambilah laptop itu, kamu mnatabnya pakai itu"
Kemarin...
"Kata temenku, mendingan pakai yang merk "C"
"alasannya apa?"
"C itu lebih murah, kualitas juga OK"
"Kamu mau milih yang mana?"
"Kalau menurut saya C itu ga terlalu nyaman dipakai, ga tahu kenapa saya lebih suka A daripada C, itu juga harganya setara, kalau T itu emang keren koq, coba saya punya budget seperti kamu, pasti saya sudah beli T, tapi itu terserah kamu."
Tadi...
"Aku menyesal"
"Kenapa?"
"Karena aku mebeli laptop C, mengikuti kata teman, bukan kata hati"
"Oh..."
"Tolong ajari aku..."
"ajari apa?"
"Untuk bisa jatuh cinta dengan laptopku seprti kamu dengan laptopmu"
Mau pingsan...
"Berkaryalah dengan dia, gunakanlah ia untuk sesuatu yang bermanfaat, ketika kamu mampu memberi arti bagi banyak orang dengan laptop itu, pasti kamua kan sayang sekali dengna dia"
"Tapi sulit..."
"Aduh, masalahnya saya dulu milih sendiri, saya ga dengerin kata orang, mantab saya itu ya itu"
Saya terdiam, sejenak berfikir, bagaimana ya.....
Saya sendiri termasuk orang yang cukup sulit untuk menumbuh kan cinta dengan sesuatu yang saya tidak suka. Huh....kadang memang tak bisa dipungkiri ya, ketika kita memilih sesuatu harus berdasrkan kesadaran pribadi, bukan paksaan orang lain. Entah milih laptop, milih SO atau ga, milih ya apa ga untuk sebuah amanah. Tapi sayang kadang ada orang yang "marah-marah" sama kita dengan membesar-besarkan masalah "keegoisan pribadi" Tapi jika dilihat sebenarnya orang yang memaksa kita itu juga egois, dia egois mengingnkan kita selalu siap, selalu ada, tanpa melihat betapa sulitnya kita untuk menumbuhkan "keikhlasan"ketika bilang iya.

Tidak ada komentar: