Rabu, 29 April 2009

HIDUP TERUS BERJALAN

Sekian hari sudah berlalu dari masa-masa suksesi itu. Ada banyak hal yang harus dilakukan, ada banyak pekerjaan yang sebelumnya tak pernah terbayangkan. Melelahkan...amat sangat melelahkan. Ketika orang-orang yang dulu ditumbuhkan bersamaan kita, tak lagi bisa tumbuh dalam waktu yang sama.
Sedih ketika di dunia ini hanya satu atau dua orang yang bisa mengerti apa yang kita rasakan ?
Sedih ketika orang tua tak mampu lagi memahami permasalahan yang dihadapai anaknya ?
Sedih ketika orang yang berniat mau menolong, justru membuat kita semakin tidak tertolong ?
Lelah...ketika kita harus menghadapi begitu banyak orang dengan keinginan masing-masing. Ingin berhenti sejenak, menghela nafas, untuk menikmati dunia. Ya, aku hanya ingin merasa bahwa dunia ini ada karena diciptakan untukku. Aku ingin sejenak saja, duduk di depan laptopku tanpa ada orang yang mengganggu, dengan pertanyaan-pertanyaan aneh, dengan curhat-curhat, dengan semua hal yang harus diselesaikan.
Tapi hidup masih terus berjalan pu, dan semua itu takkan pernah usai, sampai waktu itu tiba. Semangat.Ayo...ga boleh males lagi.

Jumat, 24 April 2009

BUNDA...LEBIH DARI SEKEDAR SEKDJEN

Satu kalimat yang paling tepat untuk mengawali tulisan kali ini adalah..."Betapa tidak mudahnya menjadi orangtua."Dulu saya menikmati peran sebagai anak pertama biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang sifatnya istimewa. Tapi sejak saya berada di BEM, memegang amanah sebagai Kadiv barulah saya paham betapa sulitnya menjadi anak pertama, menjadi seseorang yang dituakan.
Posisi Kadivyang membawahi beberapa staff, tidaklah mudah. Apalagi di sini saya tidak memposisikan diri sebagai seorang bos yang bisa memerintah anak buah seenaknya.Belum lagi posisi sebagai staff dari seorang Ketua, masih ada amanah lain yang harus dipegang, amanah jaringan, amanah di media lain, fiuh.....capek
Kadang merasa begitu lelah, tapi ternyata kesibukan ini takan pernah bisa lepas dari hidup saya. Karena apa, saat saya sedang tidak sibuk, saya sangat merindukan masa-masa sibuk. Akhirnya saya jadi berpikir planning-planning apa yang harus dilakukan, apalagi saat mendengar kuliah dosen kemarin jadi berpikir "How to get the money", soalnya selama ini saya selalu berpikir " How to spend the money."Ga kreatif banget ya....
Sudah merasa lelah di organisasi dan kuliah, masih aja ada hal lain yang perlu dipikirkan. Ada suatu hal yang tak pernah bisa saya lupakan, hari itu saya raker, mau presentasi proker...eh tiba-tiba handphone saya bunyi. Ada yang telpon, siapa dia? My luphly brother, ngapain?....Nyanyi....lagu yang dia baru hafal. Di saat menit-menit yang menegangkan begini, malah heboh bernyanyi lagu baru. Sungguh bukanlah sebuah sikon yang tepat. Tapi mau gimana lagi namanya juga anak kecil. Yang ada di pikiran dia hanyalah, berbagi entah berbagi senang atau sedih tanpa memperhatikan orang lain apakah kakaknya sibuk atau tidak ? Apakah bundanya capek atau tidak?

Jadi ingat sebulan yang lalu, waktu saya pulang ke rumah. Saya mengatakan pada bunda, keluarga itu seperti sebuah organisasi. Ayah saya Ketua, Ibu saya Sekjend. Tapi sekarang saya tidak berani untuk mengeluarkan teorema itu lagi. Entah mengapa ketika saya menghadapi semua persoalan saat ini, saya jadi membayangkan amanah seperti apa yang akan saya terima jika saya sudah jadi istri orang, juga seorang ibu bagi anak-anak.

Peran ibu dan istri memang sangat besar, lebih dari sekedar sekdjen. Ketika kita menyanggupi untuk memegang peranan itu ada setumpuk amanah yang diembankan di pundak kita. Saya pernah membaca suatu tulisan dalam buku Anis Matta yang judulnya " Mencari Pahlawan Indonesia ",

Ada kata-kata,

" Tulang-tulang berserakan itu. Apakah makna yang kita berikan kepada mereka? Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan?"

Kata-kata yang sangat menyodok ulu hati, begitu besar tanggung jawab kita nanti.Melahirkan seorang pahlawan, bukanlah suatu hal yan mudah. Seorang pahlawan seperti seorang pemimpin, dia tidak dilahirkan dalam waktu semalam, tapi dibentuk ditempa dalam waktu yang tidak singkat tentunya. Dan proses itu akan sangat menyakitkan, baik bagi si pahlawan maupun penempanya.
Saat nanti menjadi ibu, menempa anak-anaknya, mengajarkan padanya bagaimana membedakan mana yang salah mana yang benar, bukanlah suatu hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran, optimis, berani mengalahkan tantangan, strategi bagaimana mendidiknya,
Ada suatu hal yang lucu, kemarin ada teman yang dirawat di rumah sakit. Selama ini saya menegnalnya sebagai sosok yang paling "ngemong", untuk kalangan 2007....maksudnya dibanding anak-anak 2007 yang lain, ketika beliau sakit, dan bundanya di sampingnya, 180 derajat, seolah-olah saya tak melihat orang yang biasa saya lihat setiap harinya.
Sosok bunda...dia harus mampu menyesuaikan keadaan, menyesuaikan posisinya. Jika di dalam organisasi ada sekdjen yang mengupgrade kemampuan staff dan mendengarkan keluh kesahnya, mungkin bunda pantas disebut sekdjen. Tapi bunda juga pantas disebut bendahara, beliau yang mengatur berapa uang jajan kita, berapa tagihan listrik yang harus dibayar, berapa pengeluaran per hari untuk makan, kapan dia membeli baju untuk anak-anaknya. Terkadang saya juga melihat bunda, bak sekeretris, beliau selalu ingat, kapan anak-anaknya ulang tahun, membagi-bagi tugas rumah untuik dikerjakan, meminta kita untuk selalu membersihkan kamar jika ruangannya sudah kotor, mengarsip akta kelahiran, raport, dan foto-foto kita sejak masih bayi. Bunda layak disebut Kadept Ristek, beliaulah yang memberi kita pelajaran yang pertama, belajar untuk mengarungi sebuah dunia. Bunda, orang yang paling telaten mengajar kita membaca saat masih SD kelas 1 sehingga kita bisa menikmati dan menggenggam dunia dengan ilmu yang kita serap dari baca buku.
Bunda pantas disebut kadept kastrat, beliau mengajarkan kepada kita mengeluarkan pendapat, berdiskusi, menanggapi, menganalisa dan menyiapkan strategi apa yang harus dilakukan, solusi apa yang tepat terhadap masalah yang kita hadapi. Sekali lagi bunda pun pantas di panggil Kadept PSDM, beliaulah yang selalu menyemangati kita di saat lelah, di saat jenuh, saat kita merasa bahwa harapan itu sudah sirna.
Bunda pulalah yang mengajarkan kita untuk peduli dengan sekitar, berbagi dengan sesama, seperti seorang kadept sosial, bunda...bunda...beliaulah yang mengadvokasi kita,jika kita salah bunda akan menegur, tapi jika benar dan terdzolimi, bunda akan membela kita dengan segala kemampuannya.
Namun ada satu hal yang membedakan bunda dengan perangkat organisasi, jika sebuah organisasi melibatkan kita melalui open recruitment, bunda menghadirkan kita kedunia dengan cara yang berbeda, tak ada open recruitment, bundalah yang melahirkan kita,melalui proses yang lama, dan pasti menyakitkan. Belum proses membesarkan kita. Kemarin ketika di rumah sakit saya iseng-iseng melongok ke kamar bayi, 5 bayi mungil berjajar rapi, lucu, imut, tapi kita tak akan pernah tahu apakah nanti jika dewasa bayi itu seperti apa, akankah dia menjadi orang yang bermanfaat? Ataukah ia akan menjadi orang yang justru membuat kerusakan? Sekali lagi peran bunda amat sangat dibutuhkan, tentu saja dengan kerja sama yang bagus dengan ayah. Tapi sejak saat itu pula, saya tak akan pernah menganggap bunda sekdjen, karena peran bunda ternyata jauh lebih berat daripada sekdjen.

Sabtu, 18 April 2009

TITANIA ...WELCOME TO MY LIFE


sElamat datang Titania, kau telah terlahir untuk menemaniku mulai bulan ini 15 April 2009.Seperti nama yang kuberikan padamu, Titania berasala dari kata Titanium, yang cahayanya begitu indah. Aku ingin melihatmu menjadi cahaya, cahaya yang bermanfaat bagi setiap orang di sekitarmu. Walau kau tak sehebat lappy teman2q, tapi kau begitu berharga untukq...
Buat papa...thanks atas Titanianya...tapi kalo papa beli lappy baru yang "itu tuh" merknya.....wajib tuker sama aq....

Kamis, 16 April 2009

DARI SEBUAH POJOKAN (part 1)


Dari sebuah bangunan yang letaknya di pojokan, di sudut megahnya kampus Fakultas MIPA UGM. Sebuah tempat yang mungkin akan sangat aku rindukan. Karena dari pojokan itulah aku banyak belajar. Belajar berbagai hal yang sebelumnya belum pernah aku temukan.
Pojokan itu bukan laboratorium yang lengkap, atau ruang kuliah yang nyaman dan full AC. Pojokan itu hanya berupa sepetak tempat dengan 1 ruang utama, dan 1 ruang kecil yang tersembunyi di dalamnya. Sebuah kipas angin tua yang tergantung di langit-langitnya, amat memprihatinkan kondisinnya, bagaimana jika jatuh dan menimpa orang yang duduk di bawahnya. Tapi entah kami tak pernah berpikir se ekstrim itu, mungkin kipas angin itu terlihat begitu rapuh, tapi dia terus berputar memberi kesejukan kepada orang-orang yang membutuhkannya.Dan kami pun merasa nyaman saat berada di bawahnya, duduk melingkar mengatur konsep dan strategi agar kami bisa maksimal dalam mengabdi dan melayani.
Di sudut ruangan itu ada seperangkat kursi coklat, cukup empuk bagi kami untuk duduk, sekedar melepas lelah hingga tak jarang kami tertidur pulas menguapkan kepenatan di tubuh kami, atau mungkin di situlah ruang keluarga bagi kami. Tempat dimana kami bisa sharing dan menuangkan aspirasi.
Di pojok kiri ruangan, sebuah perpustakaan kecil, ada beberapa buku berjajar rapi. Tapi mengapa begitu sepi. Sepertinya jarang sekali salah satu dari kami duduk di situ dan membaca atau mungkin sekedar membuka buku-buku itu. Yah, inilah koreksi bagi kita semua, pemuda harapan bangsa, adalah pemuda yang mempunyai intelektualitas tinggi sehingga dia mempunyai kompetensi yang membuatnya mampu berkontribusi merubah kondisi bangsa menjadi lebih baik. Tak dipungkiri kecerdasan seseorang diperoleh dari proses belajar, dan proses belajar setiap individu berbeda. Akan tetapi faktor yang paling mempengaruhi wawasan seseorang adalah dari berapa banyak dia membaca, berapa banyak yang ia tahu dari membaca.
Kembali ke sudut lain sebuah rak tergantung di dinding, ada beberapa macam makanan ringan, kadang dalam waktu yang singkat, makanan-makanan itu lenyap, masuk ke dalam perut pastinya. Makanan-makanan itulah yamg membantu kami, menemani kesibukan. Disinilah bukti bahwa LOGIKA tidak bisa berjalan dengan baik tanpa LOGISTIK.
Di bawah rak makanan, setumpuk kaos sisa PASCAL, diatur tak terlalu rapi, tapi hampir setiap hari ada saja yang membeli. Inilah kerja keras kami, berwira usaha, mencari dana untuk mencukupi kebutuhan dalam menjalankan amanah di sini.Di sebelah rak itu, ada sebuah kulkas. Wah, ada barang mewah ternyata.Walaupun hanya titipan saja.Ya hanya titipan seperti amanah yang sekarang tengah kami pegang, amanah yang hanya sebuah titipan dari Allah yang harus kami jalankan.

bersambung...

Rabu, 08 April 2009

HANYA SEBUAH SADURAN


Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, tetapi sebesar apa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah.
Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro’, tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al - Qur’an, tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al - Qur’an tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek, tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.
Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi, tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.
Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.
Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.
Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman - teman, tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar - Rahman Ar - Rahiim.
Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya, tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud.
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.
Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Selasa, 07 April 2009

BLOG YANG HARUS DI LINK BEM

www.smart.generation.wordpress.com
www.km.ugm.ac.id
www.live.balairungpress.com.

ini dulu aja...tinggal kirim deh...

Kamis, 02 April 2009

HARI BUMI AKANKAH HANYA MENJADI SEBUAH SEREMONI

Bulan April 2009 ini mungkin menjadi bulan yang cukup istimewa bagi setiap orang. Ada banyak moment-moment penting mengisi bulan ini. Mulai dari Pemilu di awal bulan April, hari Kartini, sampai Hari Bumi.
Hari Bumi akan menjadi pembahasan yang menarik kali ini.Bagi mahasiswa, moment hari Bumi ini menjadi suatu moment yang "wah", entah kenapa sepertinya untuk kalangan pelajar SMA, moment hari Bumi ini belum cukup dikenal. Sosialisasi yang kurang mungkin....
Setahun yang lalu di berbagai kampus, tiap-tiap fakultas sibuk memeriahkan hari Bumi ini. Mereka sibuk mempersiapkan acara guna menyambut tanggal 22 April. Dan acara yang dibuat pun cukup menarik, ada sepeda santai, ada 1 hari ke kampus ga pake motor,nonton bareng film-film yang bertemakan "save our earth", dan macem-macem lah...pokoknya banyak banget.
Kalau diliat sepintas emang acara-acara tersebut di atas bagus bangggggeeeeet.....tapi...hehehe...ada tapinya dong. Kalau menurut pengamatan pu selama ini sudah ada sebuah pergeseran makna dari Hari Bumi itu sendiri. Hari Bumi selama ini diperingati untuk mengingatkan kita bahwa bumi kita ini makin tua, makin rapuh, musti dijaga,tapi kenyataanya semua hal yang udah dilakuin di atas seperti berjalan gitu aja tanpa ada esensi yang bisa diambil.Maksudnya?
Maksudnya Hari Bumi ini udah seperti hari Valentine bagi orang2 yang merayakan, udah menjadi suatu seremoni, bukan lagi ritual yang emang wajib dilakuin.Jika hari Bumi, mereka ngelakuin banyak hal buat "sayang-sayangan"sama Bumi, tapi kalo udah lewat ya udah mereka kembali ngrusakin.Bahkan kadang2 mereka ikutan acara2 tersebut ga niat karena care sama Bumi, tapi karena pengen hang out, jalan sama temen2, biar terlihat peduli....
Duh Bumi...kasian banget si nasib kamu....
Buat teman2 semua mari kita cintai bumi dengan sepenuh hati,,.,,,OK